Rela Dihantam Ombak, Rina: Saya Ingin Mempromosikan Bono

Rela Dihantam Ombak, Rina: Saya Ingin Mempromosikan Bono
Foto: Tangkapan layar YouTube Rina Rina Bono

iniriau.com, PEKANBARU- Setelah viral dengan video menantang Ombak Bono,  banyak yang penasaran dengan wanita pemberani di video tersebut.

Wanita tersebut bernama Rina, ibu dari tiga orang anak. Wanita yang akrab disapa  Rina Bono ini berasal dari Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Awalnya Rina tidak menyangka video yang diunggahnya tiga hari lalu akan viral dan ditonton sebanyak 7.000 penonton.

Rina Bono mengaku, video tersebut ia buat bersama dengan sesama konten kreator yang ada di daerahnya. Ia sendiri yang menyarankan dan mengajak teman-temannya untuk membuat video menantang Ombak Bono.

"Saya yang menyarankan untuk menantang Bono, saya sendiri ceweknya. Awalnya pada takut, karena saya berani jadinya semua berani," ucapnya, saat dihubungi via telepon, Kamis (9/12/21).

Ibu tiga anak ini menjelaskan, kesehariannya ia hanyalah seorang ibu rumah tangga. Namun, menjadi konten kreator YouTube merupakan hobi yang ia lakoni sejak bulan September tahun lalu. 

Rina Bono menerangkan, ide pembuatan Channel YouTube Rina Rina Bono tersebut berdasarkan dukungan dari keluarganya, terutama anak-anak dan suaminya. 

Ia mengaku, sangat suka menonton video-video yang ada YouTube dan sosial media lainnya. Sehingga anaknya menyarankan untuk membuat channel YouTube sendiri yang bisa ditonton oleh banyak orang.

"Anak saya bilang, emak tidak ingin bikin video yang bisa ditonton orang lain? Buatlah YouTube katanya. Jadi semua ide dan pembuatan YouTube ini anak saya yang memberikan saran," terangnya.

Rina Bono menuturkan, dia tidak memiliki konsep untuk videonya. Apa yang menurutnya bagus, maka akan dimasukkan YouTube. Begitu juga dengan kontennya yang viral.

Jelasnya, sebagai putri asli daerah tersebut, fenomena ombak Bono menjadi suatu kebanggaan baginya. Oleh karenanya, setiap video yang diunggahnya selalu berupaya mengangkat nama Bono.

"Awalnya konten di speedboat. Ada banyak konten di Bono. Konten menantang Bono itu yang banyak dilihat orang," jelasnya.

Rina menambahkan, Bono adalah salah satu wisata yang membanggakan bagi Riau, apalagi jika musim ombak datang. Untuk itu, melalui konten videonya, ia ingin masyarakat Indonesia dan dunia tau bahwa Ombak Bono itu tidak semenakutkan yang orang-orang bayangkan.

Rina mengungkapkan, tidak semua orang tau dengan Wisata Bono dan tidak semua orang berani untuk melihat Bono secara dekat. Oleh karena itu, ia mengharapkan melalui karya-karyanya semakin banyak orang yang mengetahui Bono dan mau berkunjung ke sana.

"Ombak bono menurut prinsip saya adalah kebanggan. Kalau Bono itu wisata yang sangat menakjubkan. Kalau orang tak paham Bono pasti mengira itu mengerikan, padahal itu menakjubkan. Untuk itu kita ingin bagaimana orang tidak takut," sebutnya.

Rina mengaku senang videonya menantang Bono viral. Bahkan Ia bangga menjadi orang perempuan pertama di Riau yang menantang Bono.

Ia menuturkan, sama sekali tidak merasa ketakutan ketika terseret ombak Bono. Justru sebutnya, itu menjadi pengalaman tersendiri baginya selama tinggal dan besar di area Bono.

"Saya rekam pakai HP saya, pas saya terseret itu malah keinget HP, bukan malah takut. Semua video saya rekam pakai HP. Banyak yang bilang itu demi konten, padahal memang saya ingin mempromosikan Bono," sebutnya.

Rina berharap, ke depannya seluruh masyarakat Indonesia yang belum paham dengan Bono bisa lebih mengetahui Bono. Sehingga wisata Bono Sungai Kampar ini tidak hilang begitu saja dan menjadi bagian pariwisata yang membanggakan Provinsi Riau.

"Banyak masyarakat yang belum paham dengan Bono. Kita ingin masyarakat jadi tau sekarang, Bono itu seperti apa. Sepertinya kita harus tetap mempromosikan Bono agar tidak tenggelam waktu," tutupnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Riau, Roni Rakhmat mengatakan, gelombang Bono di Sungai Kampar itu adalah destinasi wisata yang diminati turis asing. Tercatat ratusan peselancar dunia pernah datang ke daerah semenanjung Kampar untuk main selancar di atas ombak Bono. 

Peselancar internasional dari sejumlah negara seperti Brasil dan Australia pernah hadir pada iven sport tourism Bono Surfing 2019 atau Berkudo Bono. 

Namun, Roni mengaku event tersebut, untuk sementara tidak digelar lagi sejak tahun 2019 lalu, lantaran pandemi COVID-19. Kendati tidak ada pelaksanaan event pariwisata, banyak warga mendatangi lokasi itu, untuk melihat ombak '7 Hantu'.

"Kami mengimbau kepada warga yang berkunjung menyaksikan ombak Bono, agar selalu berhati-hati dan selalu waspada. Hal ini untuk menjaga keamanan bersama, agar tidak terjadi hal-hal yang  tidak diinginkan," kata Roni. 

Roni juga mengimbau kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Teluk Meranti, agar selalu memperhatikan situasi dan kondisi keamanan di objek wisata yang dikelola. Termasuk memantau aktivitas wisatawan yang datang.**

 

Sumber: mcr

Berita Lainnya

Index