Awali Pekan, Kurs Rupiah Pagi Melemah Tipis ke Rp14.359/USD

Awali Pekan, Kurs Rupiah Pagi Melemah Tipis ke Rp14.359/USD
Ilustrasi - internet

Iniriau.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Senin pagi atau di awal pekan terpantau melemah tipis ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu di level Rp14.357 per USD. Gerak mata uang Garuda belum berhasil berbalik arah seiring hadirnya katalis negatif yang salah satunya munculnya varian covid-19 baru.

Mengutip Bloomberg, Senin, 29 November 2021, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke posisi Rp14.359 per USD. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp14.345 hingga Rp14.361 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.296 per USD.

Sementara itu, kurs dolar Amerika Serikat (USD) terpantau jatuh pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat lalu (Jumat pagi WIB), karena perdagangan pasar jauh lebih singkat pada kesempatan liburan Thanksgiving. Namun, para investor terus memantau rilis data ekonomi di Amerika Serikat.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,09 persen pada 96,7743 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi USD1,1209 dari USD1,1199 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3321 dari USD1,3323 pada sesi sebelumnya.

Sedangkan dolar Australia turun menjadi USD0,7185 dari USD0,7192. Dolar AS dibeli 115,36 yen Jepang, lebih rendah dari 115,43 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9357 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9341 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2648 dolar Kanada dari 1,2671 dolar Kanada.

Pada hari sebelumnya, dolar AS melonjak secara luas pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Dolar mencapai tertinggi 16-bulan terhadap euro dan hampir lima tahun tertinggi terhadap yen Jepang, karena investor bertaruh bahwa Federal Reserve AS akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat daripada rekan-rekannya.**

Sumber: Medcom

Berita Lainnya

Index