Siswa Bintara Polri Asal Raja Ampat Meninggal, Keluarga Pertanyakan Penyebabnya

Siswa Bintara Polri Asal Raja Ampat Meninggal, Keluarga Pertanyakan Penyebabnya
Foto dok: internet

Iniriau.com, PEKANBARU - Siswa di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Riau, Rohidin Dihir meninggal dunia saat mengikuti pendidikan bintara. Rohidin Dihir mengikuti seleksi masuk Sekolah Bintara Polri melalui Sub Panda Polres Raja Ampat, Polda Papua Barat.

Pemuda asal Pulau GAG, distrik Waigeo Barat Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat dilaporkan meninggal akibat sakit, Kamis (16/9/021) pagi.

Dari data yang diperoleh wartawan, sebelum meninggal, siswa bintara Polri itu pada tanggal 6 September 2021 pukul 20.00 WIB berobat ke Poliklinik SPN Polda Riau dengan keluhan nyeri perut.

Selanjutnya pada tanggal 7 September 2021 pukul 10.00 WIB, Rohidin di rujuk ke RS Bhayangkara ke poli spesialis bedah.

Sejak saat itu, Rohidin menjalani penanganan medis beberapa kali hingga meninggal pada Kamis (16/9/2021) pukul 09.15. Kondisi terakhir siswa SPN Polda Riau hibah Papua Barat, dalam laporan tersebut terus memburuk hingga tidak sadarkan diri, mulai dari sesak nafas, keluar air liur dari mulut, apnue (henti nafas), henti jantung, pupil diatas maksimal.

Atas kondisi Rohidin tersebut, pihak medis kemudian mengambil langkah tindakan medis dengan memberikan pertolongan resusitasi jantung paru, pemberian obat-obatan emergency, pemasangan monitor ekg (hasil asistol). Namun pada pukul 09.15 WIT, Rohidin dinyatakan meninggal dunia.

Menurut keluarga, Rohidin dari awal mengikuti seleksi masuk Bintara Polri mempunyai hasil yang membanggakan baik dari hasil seleksi akademik hingga kesehatan.

"Kalau dia (Rohidin) sakit. Kenapa bisa lolos tes kesehatan sampe dua tahap. Heran sekali," ungkap salah satu

Rohidin adalah pemuda asal Pulau GAG, distrik Waigeo Barat Kepulauan, kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Dia bersama 158 Calon Siswa Bintara asal pengiriman Polres Raja melanjutkan tes tahap dua di Polda Papua Barat dan lolos seleksi yang selanjutnya mengikuti pendidikan di SPN Polda Riau.

Pengacara keluarga almarhum, Irfan SH menyatakan akan mendampingi pihak keluarga untuk mempertanyakan penyebab kematian Rohidin kepada pihak kepolisian.

"Rencana saya akan ke sana (Pulau GAG) untuk mendampingi pihak keluarga dan mempertanyakan penyebab kematian Rohidin, karena dari keterangan pihak keluarga mengaku ada yang janggal dengan kematian adik kami tersebut," kata Irfan, Kamis (16/9/2021).

Tak hanya itu pihak keluarga juga menunjukan bukti rekaman  Keranat korban yang sempat komunikasi dengan Rohidin saat Rohidin masih menjalani perawatan. dimana kerabat tersebut menyatakan, ada kejanggalan dalam kematian kerabat mereka tersebut.

Dalam rekaman itu terungkap bahwa, Kematian Rohidin diduga adanya tindakan kekerasan saat mengikuti pendidikan. Dimana Rohidin dikatakan mendapat penganiayaan dalam pendidikan di SPN Polda Riau.

Atas kematian Rohidin tersebut, pengacara keluarga Almarhum Rohidin mengaku akan mendampingi pihak keluarga untuk mempertanyakan penyebab kematian Rohidin kepada pihak Kepolisian. Apalagi ada bukti rekaman tersebut yang harus diusut tuntas.

Sementara Kasubag Humas Polres Raja Ampat, Ipda Nasrullah yang dikonfirmasi MNC Portal Indonesia belum dapat memberikan penjelasan. Pihak Humas Polres Raja Ampat akan terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan Bagian Sumda Polres Raja Ampat sebelum memberikan keterangan pers kepada wartawan. "Nanti kami hubungi Pak Kabag Sumda," ujar Ipda Nasrullah singkat.

Menurut kerabat almarhum, jenazah Rohidin Dihir diberangkatankan dari Riau ke Sorong dengan menggunakan pesawat komersil.

"Rencana Jumat ini (17/9/2021) tiba di Bandara Dominic Eduard Osok Kota Sorong, dengan pesawat komersial, kami pihak keluarga ada yang menjemput jenazah di bandara" ungkap kerabat almarhum. **

Berita Lainnya

Index