4 Cara Agar Anak Betah di Rumah Ala Reisa

4 Cara Agar Anak Betah di Rumah Ala Reisa
Ilustrasi - int
Iniriau.com, , JAKARTA - Pada Masa pandemi ini semua orang disarankan untuk melakukan berbagai kegiatan dirumah. Hal ini juga dianjurkan oada anak-anak. Nah bagaimana caranya agar anak betah dirumah? Berikut tips agar anak betah dirumah. Reisa Broto Asmoro, praktisi kesehatan sekaligus Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, benar-benar tidak menyarankan anak-anak keluar rumah saat ini. Tak cuma itu, untuk anak yang masih dalam masa imunisasi dasar pun disarankan untuk menunda vaksinasi demi keamanan anak.
 
Tetapi tak bisa dimungkiri, anak bosan bahkan stres seperti layaknya orang dewasa. Menurut dia, anak yang stres atau ada masalah pada kesehatan mental bisa terlihat dari perilakunya.
 
"Anak enggak semangat, dia merasa apa-apa tidak menarik, marahnya meledak-ledak, agresif, sulit menurut, hiperaktif padahal sebelumnya enggak kayak gini, atau bisa juga mengurung diri, mudah takut, sekolahnya malas-malasan," kata Reisa dalam bincang virtual bersama Mothercare, Senin (19/7).
 
Dia menyarankan jika orang tua menemukan anak mengalami hal-hal tersebut, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog anak atau dokter spesialis tumbuh kembang.
 
Namun selain itu, ada berbagai cara yang bisa dilakukan orang tua agar anak-anak jadi lebih betah dan nyaman di rumah.
 
1. Ada rutinitas
 
Menurut Reisa, anak stres atau merasa tidak nyaman karena jadwal kegiatan yang kacau akibat pandemi. Anak-anak terbiasa dengan rutinitas di sekolah, pulang sekolah lalu bermain, belajar atau mengerjakan PR. Orang tua sebaiknya memberikan jadwal atau rutinitas serupa dengan sebelum pandemi.
 
"Jadwalnya seperti sebelum pandemi, sekolah, bermain dan kegiatan lain, supaya anak tidak kehilangan arah," katanya.
 
Anda mungkin familiar dengan konten yang viral di media sosial kala orang tua membuat sekolah dari rumah jadi lebih menyenangkan dengan membuka kantin dadakan di rumah. Dengan demikian anak bisa kembali merasakan suasana sekolah termasuk jajanan, tentunya kantin yang lebih sehat karena dimasak sendiri oleh orang tuanya.
 
2. Biarkan anak bermain
 
Bermain jadi wahana anak belajar dan terhibur. Kadang orang dewasa menyepelekan aktivitas bermain, padahal lewat bermain, anak bisa berlatih mengembangkan diri, menyelesaikan masalah, juga stimulasi secara mental.
 
"Ciptakan rumah yang aman dan nyaman. Berantakan ya enggak apa-apa, yang penting aman dan nyaman buat anak," imbuhnya.
 
3. Berikan kesempatan sosialisasi secara virtual
 
Sebaiknya orang tua memberikan anak kesempatan untuk bersosialisasi secara virtual. Anak bisa berinteraksi dengan teman sebayanya lewat video call, Zoom atau Google Meet. Ini bisa mengobati kerinduan anak untuk berjumpa dengan teman sekolahnya, berbagi cerita mengenai aktivitas di rumah. Akan tetapi tetap awasi anak-anak.
 
4. Orang tua perlu injak 'rem'
 
Harus diakui selama ini anak ditangani guru di sekolah. Guru tahu apa yang perlu dilakukan saat anak membuat kesalahan. Namun karena sekolah sementara dari rumah, ini jadi tugas orang tua. Reisa berkata dalam kondisi lelah akibat pekerjaan kantor atau rumah tangga, kadang orang tua tidak bisa mengendalikan diri dan menghukum anak atas kesalahannya.
 
Jika situasinya seperti ini,Reisa menyarankan orang tua boleh mengkritik anak tetapi cukup fokus pada kesalahannya saat itu. Orang tua tidak perlu membawa hal-hal lain saat memberikan kritik.
 
Orang tua perlu tetap optimis menghadapi pandemi, begitu pula anak. Sangat penting membangun rasa percaya diri anak agar bisa melalui masa-masa sulit ini bersama.
 
"Misal mereka belajar pakai Zoom. Ini sederhana ya, tapi berikan anak pujian. 'Hebat lho, dulu mama enggak bisa', itu membantu anak meningkatkan rasa percaya dirinya," kata Reisa.**
 
Sumber: CNN

Berita Lainnya

Index