iniriau.com, Medan – Kabar duka menyelimuti Sumatera Utara. Bencana banjir dan tanah longsor menerjang enam kabupaten/kota akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Dampak terparah dirasakan di Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, dan Nias.
"Kami sangat prihatin dengan musibah ini. Tim gabungan terus berupaya melakukan evakuasi dan pencarian korban," ujar Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan, Selasa (25/11).
Data terbaru menyebutkan, 10 orang meninggal dunia akibat bencana ini, tiga lainnya mengalami luka-luka, dan 6 orang masih dalam pencarian. Ribuan keluarga terdampak, dengan ratusan warga terpaksa mengungsi.
"Akses jalan utama banyak yang tertutup longsor. Ini menyulitkan proses evakuasi dan penyaluran bantuan," tambah Whisnu.
Kota Sibolga menjadi wilayah dengan dampak paling signifikan. Enam kejadian longsor mengakibatkan lima warga meninggal dunia, tiga luka-luka, dan empat lainnya masih hilang. Puluhan rumah juga mengalami kerusakan parah.
Polda Sumut telah mengerahkan ratusan personel untuk membantu proses evakuasi dan penanganan bencana. Sat Brimob dari berbagai kompi diterjunkan ke lokasi-lokasi terdampak.
"Kami fokus pada penyelamatan warga dan pembukaan akses jalan yang tertutup longsor," kata Karo Ops Polda Sumut, Kombes Pol Victor Togi Tambunan.
Selain personel, Polda Sumut juga mengirimkan tim medis, tim teknologi informasi, serta peralatan pendukung lainnya.
BMKG memperingatkan potensi hujan deras masih akan terjadi di wilayah Sumatera Utara dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah rawan bencana.
"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati, terutama yang tinggal di dekat lereng atau bantaran sungai," pesan Whisnu.**