iniriau.com, PEKANBARU – Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) dinilai memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi kebudayaan Melayu yang kini tengah digaungkan Gubernur Riau Abdul Wahid, M.Si.
Dalam pertemuan bersama pengelola AKMR di Kantor Gubernur, Jumat (4/7/2025), Abdul Wahid menegaskan pentingnya menjaga eksistensi dan penguatan lembaga pendidikan seni tersebut.
“AKMR ini bukan sekadar kampus, tapi benteng budaya kita. Kita harus konsisten menjaganya agar tetap eksis dan berkembang sebagai pusat penguatan identitas Melayu,” tegas Wahid.
Pertemuan itu turut dihadiri Plt Kepala Dinas Pendidikan yang juga Kadispora Erisman Yahya serta Kepala Dinas Pariwisata Roni Rahmat. Sementara dari pihak AKMR hadir Ketua Yayasan Pusaka Riau bersama Sekretaris Kazzaini Ks, Wawan Kurniawan, dan Direktur AKMR Dr Syafii, M.Pd.
Dalam laporannya, Dr Syafii menyampaikan bahwa tahun ini AKMR kembali membuka penerimaan mahasiswa baru untuk tiga program studi yang telah mengantongi izin, yakni Tari, Musik, dan Teater.
“Ke depan kami menargetkan peningkatan status menjadi institut atau sekolah tinggi. Selain itu, mahasiswa AKMR juga akan dibekali ilmu kewirausahaan agar mereka bisa mandiri, tidak hanya sebagai pelaku budaya, tapi juga secara ekonomi,” ungkap Syafii.
Mendengar rencana tersebut, Gubernur Wahid mengusulkan agar AKMR juga membuka jurusan Bahasa dan Sastra Melayu sebagai bagian dari penguatan jati diri lokal.
“Bahasa nasional kita berasal dari akar Melayu. Sebagai masyarakat Riau, kita harus bangga dan jadi garda depan dalam merawatnya,” pesannya.
Kepala Dinas Pariwisata Roni Rahmat turut mengapresiasi kontribusi nyata alumni AKMR dalam berbagai kegiatan seni dan budaya di Bumi Lancang Kuning.
“Hampir di setiap event budaya, 80 persen penampilnya adalah alumni AKMR. Mereka sangat berperan dalam menjaga semarak seni tradisi kita,” sebut Roni.
Plt Kadisdik Riau Erisman Yahya juga menyampaikan komitmennya mendukung pengembangan AKMR.
“Kami siap mendukung penuh. Ini sejalan dengan visi Gubernur membangun kebudayaan Melayu sebagai fondasi pembangunan daerah,” pungkasnya.**