Stadion Utama Riau akan Disulap Jadi Kawasan Ekonomi Olahraga

Kamis, 19 Juni 2025 | 20:51:30 WIB
Stadion Utama Riau (foto: istimewa)

iniriau.com, PEKANBARU – Setelah lama terabaikan, wajah Stadion Utama Riau dipastikan akan berubah total. Gubernur Riau Abdul Wahid menggagas revitalisasi stadion megah itu menjadi kawasan ekonomi berbasis olahraga—bukan hanya sebagai tempat pertandingan, tapi juga ruang tumbuhnya bisnis dan industri kreatif.

Transformasi ini mengemuka saat kunjungan kerja bersama Komisi V DPR RI dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ke lokasi stadion, Kamis (19/6/2025). Kunjungan itu menjadi momentum awal bagi Pemerintah Provinsi Riau untuk menyusun langkah nyata menghidupkan kembali ikon olahraga yang dibangun untuk PON XVIII tahun 2012.

"Stadion ini sudah terlalu lama tidur. Kami ingin membangunkannya, bukan hanya untuk event, tapi sebagai kawasan yang bisa berdenyut setiap hari," ujar Gubri Wahid penuh semangat.

Ia menjelaskan, konsep pengembangan tidak sekadar memperbaiki fisik stadion, melainkan menjadikannya pusat kegiatan ekonomi baru di Pekanbaru. Apalagi, kawasan sekitar kini sedang dikembangkan dengan proyek strategis lain, seperti pembangunan rumah sakit jantung dan otak.

“Dengan lokasi yang strategis, stadion ini sangat potensial jadi magnet baru. Tapi target awalnya tentu harus membuatnya fungsional dulu. Setelah itu, baru kita dorong pengembangan skala bisnisnya,” tambah Wahid.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Roberth Rouw, menyatakan dukungannya atas inisiatif tersebut. Ia menilai pendekatan ekonomi dalam pengelolaan infrastruktur olahraga adalah langkah maju.

“Kalau stadion hanya jadi bangunan mati, itu bukan aset tapi beban. Tapi kalau dikelola dengan orientasi bisnis, bisa jadi sumber pendapatan dan tempat masyarakat menikmati olahraga dengan nyaman,” kata Roberth.

Ia juga menekankan pentingnya menghadirkan ruang publik yang multifungsi, bukan hanya untuk pertandingan, tapi juga untuk aktivitas sehari-hari yang bersifat rekreatif maupun komersial.

"Olahraga zaman sekarang tidak bisa lepas dari ekosistem industri. Tanpa itu, susah berkembang karena biaya operasionalnya besar," tutup Roberth.**
 

Tags

Terkini