RPJMD Riau 2025–2029 Prioritaskan Pendidikan, Kesehatan, dan Desa

Selasa, 17 Juni 2025 | 21:08:59 WIB
Gubernur Riau Abdul Wahid (foto: istimewa)

iniriau.com, PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau mulai mematangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029 sebagai pijakan pembangunan lima tahun ke depan. Gubernur Riau, Abdul Wahid, memimpin langsung pembahasan awal bersama jajaran Bappeda Provinsi Riau dan para akademisi, yang digelar di Ruang Rapat Kediaman Gubernur, Selasa (17/6/2025).

Plt Kepala Bappeda Riau, Purnama Irawansyah, mengatakan proses penyusunan RPJMD saat ini memasuki tahap penyiapan materi untuk forum lintas perangkat daerah. Forum ini disebut sebagai tahapan krusial sebelum masuk ke Musrenbang yang dijadwalkan digelar akhir Juni.

"Forum ini menjadi ajang konsolidasi untuk memastikan arah kebijakan selaras dengan visi-misi kepala daerah, sekaligus menjaring masukan strategis dari seluruh OPD," ujar Purnama.

Ia menjelaskan, RPJMD periode 2025–2029 tidak sekadar menyusun program baru, melainkan menyempurnakan program yang telah disusun berdasarkan visi-misi gubernur dan wakil gubernur. Lima fokus utama akan menjadi pondasi utama, yaitu Riau Cerdas, Riau Sehat, Riau Sejahtera, Riau Mantap, serta Riau Membangun Desa dan Kota.

“Program yang disusun adalah turunan langsung dari arah kebijakan kepala daerah. Bahkan, janji-janji politik yang pernah disampaikan akan diakomodasi ke dalam program prioritas,” jelasnya.

Gubernur Abdul Wahid dalam pertemuan itu menyatakan keyakinannya bahwa Riau mampu melangkah lebih maju, bahkan tanpa sepenuhnya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Menurutnya, keberhasilan pembangunan juga ditentukan oleh kepemimpinan yang adaptif dan cerdas menangkap peluang.

“Saya yakin, kemajuan itu bisa dicapai jika kita pandai membaca potensi. Dua minggu terakhir, beberapa kementerian merespons baik usulan kita, seperti revitalisasi puluhan sekolah di Riau,” ungkap Wahid.

Ia menambahkan, komunikasi yang efektif dengan pemerintah pusat bisa menjadi jalan keluar dari keterbatasan anggaran daerah.

“Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan APBD. Daerah harus proaktif, inovatif, dan kolaboratif agar tidak tertinggal,” pungkasnya.**

 

Tags

Terkini