Iniriau.com - Seiring meningkatnya target produksi migas nasional sebesar 1 juta barel perhari pada Tahun 2030 nanti, berbagai inovasi terus dilakukan PT Pertamina untuk menggenjot kegiatan di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas), sebagai upaya mendukung pemerintah dalam mengamankan pasokan dalam negeri.
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan sebagai anak perusahaan subholding upstream yang mengelola ladang minyak Duri dan Minas juga melakukan berbagai inovasi untuk terus mengukuhkan perannya dalam industri energi nasional. Salah satunya melakukan transformasi digital secara menyeluruh dalam proses produksi.
Vice President Information Technology PT PHR, Triatmojo Rosewanto S menjelaskan, transformasi digital sektor energi bertujuan untuk optimalisasi produksi, mengembangkan efisiensi dan keamanan produksi, serta membantu meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
Saat ini 25 persen dari produksi migas nasional bergantung pada PHR WK Rokan, atau sepertiga dari produksi pertamina, dengan capaian rata-rata produksi 150-162 ribu barel setiap hari (BPOD). Ini merupakan pencapaian tertinggi secara nasional.
"Ini pencapaian yang sangat baik, dan tertinggi secara nasional. Semua ini tentu berkat kerja sama yang baik di semua sektor WK Rokan, salah satunya bidang IT yang terus melakukan inovasi-inovasi baru," ujar Triatmojo, baru-baru ini kepada wartawan.
Sejak mengoptimalkan tekhnologi digital Tahun 2021 lalu pasca alih kelola, produksi migas PHR WK Rokan terus mengalami peningkatan signifikan.
Bahkan sepanjang Tahun 2023 lalu, PHR WK Rokan mencatatkan lifting migas terbaik, yakni sebesar 59 juta barel, dengan rata-rata produksi 162 ribu barel perhari (BOPD). Ini jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 57,3 juta barel.
Selain itu sejak alih kelola WK Rokan, PHR telah melakukan lebih dari 1.000 tajak sumur baru, dengan mengoptimalkan digitalisasi dalam melakukan pengeboran.
"Ya..lapangan minyak dan sumur-sumur itu kan semakin tua, sementara produksi harus terus dipacu. Salah satu manfaat digitalisasi ini adalah memperlambat laju turunnya produksi. Makanya kita bisa genjot sampai 160 ribuan barel perhari. Karena jika dibiarkan saja tanpa ada inovasi-inovasi baru, produksinya akan turun terus. Mungkin cuma 140 ribu barel saja mampunya," beber Triatmojo.

Para Perwira Pertamina Hulu Rokan (PHR) usai meninjau sumur di lapangan Obor Wilayah Kerja Rokan. (Foto: Ina)
Setelah alih kelola dari PT CPI Tahun 2021 lalu, program digitalisasi PHR WK Rokan dilakukan sangat masif dan agresif. Berbagaian kecanggihan teknologi diaplikasikan untuk mencapai produksi maksimal.
Diantaranya dengan kehadiran fasilitas war room. Dari sini, manajemen PHR WK Rokan bisa memantau kinerja operasi di lapangan detik demi detik.
"Dari war room ini kita bisa mengambil keputusan penting dengan segera, jika terjadi kendala di lapangan," ujar Triatmojo.
WK Rokan juga mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau AI, ntuk meningkatkan keselamatan kerja di lapangan, serta merancang aplikasi untuk pengaturan aktivitas pengembangan dan pengeboran sumur secara terpadu.
"Dengan teknologi AI kita bisa memprediksi performa produksi pompa, tanpa perlu melakukan pengukuran sumur (well test) secara fisik. AI dapat memprediksi data produksi dengan tingkat akurasi di atas 95%," ujar Triatmojo lagi.
Terbaru, PHR berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah ( declining rate ) sumur-sumur existing lapangan minyak Minas, dari rata-rata 11% per tahun menjadi 6%.
Pencapaian ini didapat dari penerapan Advanced Reservoir Management berbasis Artificial Intelligent (AI) Expert System, dalam melakukan evaluasi sumur-sumur produksi di lapangan minyak Minas, Wilayah Kerja Rokan di Riau. Penerapan teknologi tersebut berhasil memberikan nilai tambah (value creation) sebesar Rp 200 miliar rupiah, dari evaluasi 150 sumur lama, tanpa membor sumur baru.
Para perwira PHR juga berhasil menambah produksi 2.000 barel minyak mentah per hari dari lapangan tua Obor, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu. Cadangan minyak yang selama ini terperangkap di antara reservoir utama (attic oil) tersebut berhasil dijejak melalui penginderaan seismik 3D.
Selanjutnya PHR menggandeng Politeknik Caltex Riau (PCR) untuk mengembangkan teknologi metaverse, guna mendukung keandalan operasi Blok Rokan.
"Ini merupakan terobosan baru dalam pengembangan teknologi terkini yang akan mentransformasi metode pelatihan bagi para pekerja lingkungan PHR WK Rokan,” jelas EVP Upstream Business PHR WK Rokan Andre Wijanarko, Rabu (9/10/2024).
Teknologi metaverse menawarkan solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan produktivitas dalam berbagai aspek operasi migas. Terutama dalam keselamatan kerja. Lewat teknologi ini, pelatihan menjadi lebih efektif dan simulasi lingkungan kerja memungkinkan peserta pelatihan untuk mengalami dan merespons situasi bahaya dalam lingkungan yang terkendali dan bebas risiko. Hal ini sangat membantu mempelajari protokol keselamatan secara efektif, tanpa bahaya kecelakaan di dunia nyata.
Sebagai blok migas terbesar dan paling produktif di Indonesia, di Tahun 2024 ini PHR WK Rokan menargetkan produksi perhari 167 ribu barel. Ini tentu memerlukan kerja keras dari seluruh komponen di WK Rokan, termasuk dukungan Pemerintah Provinsi Riau untuk kelancaran operasional PHR di Wilayah Kerja Rokan. Apa lagi PHR telah membayarkan kewajibannya sebagai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) di WK Rokan, yakni dana participating interest (PI) sebesar Rp3,5 triliun ke Pemprov Riau pada Desember 2023 lalu.
"Seluruh pencapaian PHR tak lepas dari rencana strategi bidang IT PHR yang terus melakukan berbagai inovasi teknologi, guna meningkatkan produksi sumur-sumur migas WK Rokan. Ke depan untuk menggenjot produksi,kita tak hanya memerlukan kerja sama semua komponen di PHR WK Rokan, tetapi juga dukungan dari Pemerintah Provinsi Riau sebagai pengambil kebijakan," papar Triatmojo.
Seiring meningkatnya target-target PHR, jumlah pekerjaan di PHR melakukan penyesuaian-penyesuaian lewat Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Center (PIEDCC), untuk mengelola data secara terintegrasi secara real-time selama 24 jam. Misalnya ntuk mengelola data BBM, gas, dan avtur.
"Jadi semua kendaraan angkut BBM bisa terpantau jumlah isian atau angkutannya, termasuk memantau anomali yang terjadi. Dengan begitu semua transaksi bisa terbukukan atau teradministrasi dengan baik, cepat dan akurat, terutama dalam memantau, mengolah dan menganalisasi data."
Vice President IT PHR, Triatmojo Rosewanto menjelaskan rencana strategis Bidang IT dalam memaksimalkan produksi migas PHR.(Foto: lna)
DICE, Pengelola Operasional PHR Detik per Detik
PT PHR yang mengelola WK Rokan saat ini memiliki 11.000 lebih sumur minyak yang masih aktif, dan 80 lapangan minyak aktif yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Riau, di atas areal seluas 6.200 hektar. Untuk memantau areal seluas itu, PHR membangun Digital & Innovation Center (DICE).
Seluruh aktifitas operasional PHR di seluruh Riau dipantau dan dikelola oleh sebuah sistem yang sangat canggih, moderen dan serba digital ini. DICE memilik berbagai macam keunggulan data yang diperlukan dalam operasional PT PHR.
Salah satu keunggulan DICE, mampu memberikan apa saja data produksi, serta rencana produksi setiap harinya. Selain itu DICE juga bisa memantau seluruh aktifitas pengeboran di sumur-sumur minyak yang ada di lokasi penambangan, baik dari segi produksi maupun safety para pekerja.
Menurut Manager IT Infrastruktur PHR Elan Kusuma Kurniawan, DICE merupakan pusat kendali operasional dan big data yang dapat memantau kegiatan di lapangan secara real time dan detik per detik. Kehadiran fasilitas ini penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, sehingga bisa mendukung pencapaian target produksi.

Ruang kontrol DICE yang memantau seluruh operasional PHR di tujuh kabupaten dan kota di Riau.(foto: int)
"DICE merupakan hasil pengintegrasian dua fasilitas digital PHR, yakni War Room dan Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC). Dari ruangn inilah kita memantau seluruh aktifitas di lapangan, dan mengambil keputusan cepat jika terjadi kendala," jelas Elan.
Fasilitas DICE dilengkapi 66 layar yang menampilkan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard, di antaranya terkait pemantauan aktivitas pengeboran, jadwal pengeboran yang terintegrasi ( Integrated Drilling Schedule ), penyiapan lokasi pengeboran dan pembangunan fasilitas sumur minyak serta pengelolaan kegiatan produksi dan perawatan peralatan.
Dengan kecanggihan teknologi dan digitalisasi menyeluruh serta para perwiranya yang "siap tempur", PHR WK Rokan optimis mampu menjawab tantangan ke depan dan memenuhi target produksi untuk mendukung kedaulatan energi nasional, dan perusahaan kelas dunia.
"Semua proses dan pencapaian yang telah diraih PHR WK Rokan adalah sebuah perjalanan, sebuah journey dalam mewujudkan Ketahanan Energi Nasional yang tetap memperhatikan lingkungan sekitar," ujar Triatmojo.
Sebagai salah satu perusahaan migas terbesar di Indonesia, PHR WK Rokan akan senantiasa menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan dalam proses produksinya. Hal itu mencakup penerapan teknologi efisiensi energi, pengelolaan limbah yang lebih baik, serta penggunaan sumber daya yang lebih bijak dalam operasi migas. *